Thursday 5 March 2015

Mindset yang salah diawal kuliah.


Ini pengalaman aku selama kurang lebih dua tahun jadi mahasiswa. Aku masuk perguruan tinggi tuh tahun 2013 dan ambil jurusan Teknik Informatika. Tentu udah pada tau kan gimana seorang siswa yang biasanya diatur untuk belajar sekarang make mahkota kemandirian dalam belajar. Yah bisa dibilang saat-saat awal jadi mahasiswa tuh aku kurang paham strategi kuliah yang bener. Wajar karena memang saat masuk perguruan tinggi, aku gak ada pembekalan dari siapa-siapa untuk strategi kuliah . Ada, tapi palingan sebatas nasihat kecil-kecilan tapi itu gak sampe ngebuka pikiran aku.

Semester awal kuliah tuh aku punya mindset yang salah, aku mikir kalo gak apa-apa nilainya bad di semester awal, toh masih adaptasi. Dan akhirnya kurang lebih enam bulan ngabisin semester satu, nilai aku ancor ke batako. Aku sedih, depresi dan rasanya ke mo mati. IPS aku dibawah, jadi aku harus mengorbankan beberapa mata kuliah yang harusnya aku ambil. Apalagi pada saat itu mata kuliah yang bersyarat yang gak lulus.

Di Teknik UNG jarang sekali ada remedial untuk mata kuliah yang gak lulus, makanya aku tambah depresi, kalo ajah aku bisa balik ke masa awal-awal kuliah, aku bakal tampar diri aku yang bego punya mindset salah kegituh.

Akhirnya, dengan memasuki alam bawah tanah dan bertapa, aku mencoba mengubah mindset iblis yang menggoda aku selama enam bulan lamanya. Menatap KRS dengan penuh penghayatan karena memang KRSnya hanya terisi beberapa mata kuliah, aku berkata "Kenapa seperti ini Sigid" sambil menggelengkan kepala tiga kali bolak balik kiri kanan.

Masuk Semester dua, aku ketawa. Hahahahahahhahahahahhhahaha, uh kepanjangan tuh. Aslinya gak kegituh. Uhkhum ! Masuk semester dua, tentunya udah tau dong konsep di lapangan :D. kali ini dengan mata kuliah pas-pasan, aku try to be study hard. Beneran, sumpah, aku jarang bo'ong. Tiap malam tuh aku ngerjain tugas, baca buku sama mencoba menyusun strategi kuliah.

Aku mulai berpikir kedepan, mulai bertanya-tanya apakah bisa wisuda tepat waktu atau waktu yang tepat. Tepat waktu tuh normalnya empat tahun yah, kalo waktu yang tepat gak terdevinisi kapan, tergantung mata kuliah sama skripsinya klar brapa tahun, tapi maksimalnya tujuh tahun , 14 semester. Itu waktunya kalo kamu pake buat nanam kelapa, tujuh tahun tuh udah bisa dipetik kelapanya :D. Jadi kalo kamu sekarang masih anak SMA dan mau lanjutin kuliah, coba deh pass masuk kuliah kamu tanam kelapa, terserah dimana, trus kalo kelapanya udah siap panen dan kamunya blom wisuda, berarti itu tandanya kamu harus cepet-cepet klarin kuliah kamu :D hahahaha *pake microphone*.

Ah balik lagi ke crita tadi, jadi pass semester dua itu aku jadi sadar akan betapa pentingnya kuliah, lagian melihat betapa supportnya Mama sama Papah ama  kuliah aku, aku jadi sadar dan terkadang nasehatin diri sendiri, "Tuh Sigid liat, mama papa kamu support banget kamu kuliah, hujan pasir disangkanya angin sejuk sama Papah kamu, trus masa kamunya nyantai ke gak ada beban, mainin kuliah seenak jidat".

Dan dengan segenap perjuangan dan semangat yang lagi-lagi adalah warisan nenek moyang, aku akhirnya nyampe juga di penghujung semester dua. Tapi lagi-lagi nilainya masih dibawah dari seharusnya. Tapi gak apa-apa, seperti itulah siklus kehidupan, kadang dibawah, kadang di bawah kadang di bawah. Di bawah mulu, kapan naik ke atas :D.

Oke sejarah dimulai pada semester tiga. Dengan pengalaman yang cukup kurang lebih satu tahun kuliah, aku sudah cukup bisa berfikir layaknya sarjana muda. Belajar dengan giat dan strategi yang mampu meruntuhkan kekaisaran Romawi.

Pada pertengahan semester tiga, aku mencoba mendaftar Mapala. Mapala itu disebut-sebut sebagai tempat orang terjerumus kedalam lubang hitam perkuliahan. Yang masuk MAPALA juga dijuluki sebagai mahasiswa paling lama. Bahkan pernah ada yang nanya ke aku via BBM, "Sigid MAPALA ?" , aku jawab., "Iya, Kenapa ?", trus dianya bilang "Wah pasti lama Wisuda nih". Aku mangap-mangap gak ngerti sambil garuk-garuk kepala baca BBMnya. 

Aku jelasin dikit yah, MAPALA itu gak ada hubungannya sama Wisuda. Emang sih, banyak dari anak-anak Mapala yang kuliahnya ancor ke tembok kena Bom, tapi itu bukan salahnya Mapala. Kalo ada yang nyalahin Mapala karena rusaknya kuliah Mahasiswa, itu ke kalian nyalahin plastik yang ngebungkus roti saat rotinya expire.

Kuliah tuh masalah pribadinya mahasiswa, dan Mapala tidak ada hubungannya dengan itu. Cobalah tidak menjudge objek yang tidak seharunya. Cobalah tidak menyalahkan yang tak bersalah.

Alhamdulilah, Semester tiga aku berhasil mengumpulkan IPK yang mampu mengejar ketertinggalan. Walupun agak kurang, tapi at least sudah bisa lumayan.

Jujur, kuliah itu gak seenak makan brownis pake kopi susu. Kuliah lebih dari sekedar rasa. Kalo di SMA akan diatur belajarnya, dikuliah gak bakal ada yang ngatur. Kamu mau masuk atau gak, paling dosen bilangnya,"Whatever" dengan muka santai tanpa beban. Jadi kuncinya adalah semester satu yang menjadi pondasi awal, itu agar kegiatan perkuliahanmu akan berdiri kokoh. Kenali mata kuliahmu seperti kamu mengenali pacarmu. Kenali apa saja yang bersayarat sama gak. Dan sebisa mungkin untuk menuntaskan mata kuliah bersayarat.

Kebanyakan mahasiswa tidak kenal dengan mata kuliah yang dia ambil. Yang dia tahu adalah ini mata kuliah. Soal ini bersyarat atau tidak, dia tidak pernah tahu. Makanya saat gak lulus, akan ada mata kuliah disemester berikutnya yang bakal ke Lock. Apalagi pada kampus yang sudah serba Online kayak UNG. Kalo biasanya pada pengambilan mata kuliah kita harus menghadap dosen PA untuk membantu mengambil kebijakan dalam pengambilan mata kuliah, dengan system online praktis dan otomatis, PA kini tinggal menyetujui dari layar komputernya dan mahasiswa seenaknya klik mata kuliah yang dia sukai tanpa tahu konsekuensinya.

Jadi belilah buku panduan perkuliahan atau coba setiap mau kontrak mata kuliah menghadap dosen PA. Diskusikan dulu. Jangan mentang-mentang sudah online, pass libur kuliah langsung mudik, ngontraknya di rumah. Balik pass mau udah kuliah. Salah ngontrak, yah salah siapa ?.

Apalagi buat yang nantinya akan ambil beasiswa bidik Misi. Harus selalu memenuhi standar nilainya. Dibeberapa Fakultas emang agak tinggi dan memang setiap Fakultas standar nilainya beda-beda. So, kuliahmu adalah tanggung jawabmu. Belajarlah cara packing SKS yang benar. Gak cuman mau berpergian harus tau menajemen packing, saat kuliah juga harus tahu.

Jadi sekali lagi anak SMA yang rencananya mau kuliah, Kuliah gak seenak main COC. Apalagi kalo kuliahnya di TEKNIK UNG. Mungkin kamu akan pacaran sama mata kuliah. Kalo gak mau susah ya, silahkan ikutan sama mereka yang jumlah SKSnya berbanding lurus dengan jumlah semesternya.

Oh iyah satu lagi, yang dari kampung dan kuliahnya di kota, biasa akan ada dua jenis. Yang tetap norak dan fokus kuliah, dan ada yang akan jadi gaul banget ampe kuliahnya brantakan. Ingat, kamu ke kota ngapain?, tujuanmu apa?. Kalo bisa jawab itu, maka lakukanlah. Boleh bergaul, asal tetap pada medan magnetmu. Jangan mau ditarik ke medan magnet yang negatif.

Itu ajah kali yah :D. Uhm Saat ini aku udah semester empat. Aku udah rencanain semua yang bakal aku kontrak selanjutnya apa. Jadi di kamari aku itu ada daftar kurikulum untuk Prodi aku. Jadi aku coba kasih standar kalo setiap semester itu aku ngontrak 20 SKS, dan ternyata sampai semester delapan nanti aku tetap masih ada mata kuliah . Itu artinya aku gak bakal genap delapan tahun pake toga. Bisa saja lima tahun. Tapi itu baru standar sih. Bisa sajah kan semester lima nanti aku ngontrak 50 SKS, hahaha :D.

0 komentar:

Post a Comment